Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-18 22:46:45【Resep Pembaca】078 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(7)
Artikel Terkait
- Pedagang pasar Legi Parakan gelar kirab seratus tumpeng
- New York Umumkan Keadaan Darurat Jelang Penangguhan Bantuan Pangan
- Berburu mineral strategis, langkah Indonesia kuasai teknologi
- Wakapolri: SPPG Polri harus punya menu MBG khas daerah, simbol inovasi
- Wabup Lambar ingatkan SPPG penuhi standar bangunan dapur MBG
- Perempuan salah satu pilar keberhasilan Program MBG
- Kemarin, alasan penerbitan PP 38/2025 hingga anggota DPR nonaktif
- TNI AD siapkan ribuan hektare lahan perkuat pasokan bahan pangan MBG
- KKP ungkap upaya atasi Cs
- AS siap uji senjata nuklir, Rusia sebut akan lakukan hal serupa
Resep Populer
Rekomendasi

KPK tangkap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam OTT

Resep minuman yang dapat dicoba untuk mengatasi sembelit

Di hadapan Presiden Lee, Prabowo cerita Indonesia gandrungi K

Cari pengganti susu sapi? susu kambing bisa jadi pilihan sehat

Kemendikdasmen: Pelaksanaan TKA di Papua lancar

Rendang, alasan HYDE balik lagi untuk konser di Jakarta!

Menkomdigi: Indonesia negara kedua di dunia yang batasi anak bermedsos

Sudinsos Jaktim bantu penyintas kebakaran di Kebon Pala